KI SURYA NAGAPATI| PERGURUAN| TENAGA DALAM | SPIRITUAL KEBATINAN

Budaya Spiritual Leluhur

Budaya Spiritual Leluhur

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki oleh sejumlah orang atau kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya selalu terkait dengan masyarakat, budaya menjadikan sebuah pola hidup, perilaku maupun menjadi pedoman hidup manusia. Melalui sebuah budaya spiritual leluhur ditanamkan nilai-nilai akan ajaran spiritual, Budaya bisa menjadi dasar daripada karakter maupun sifat manusia dan cenderung disebut sebagai genetis. Budaya bersifat sangat luas dan menjadi unsur-unsur dalam sosial masyarakat didalam suatu popularitas masyarakat tertentu. Didalam sebuah popularitas kelompok manusia tertentu, sebuah kebudayaan dapat menjadi penentu akan masa depan daripada kaum penganut kebudayaan tersebut, bahkan dari sebuah kebudayaan dapat timbul sebuah aliran kepercayaan dalam satu popularitas kaum tersebut.

Nusantara kaya akan warisan Budaya Spiritual Leluhur

Sebagai contoh budaya jawa yang sampai saat ini memunculkan satu aliran kepercayaan yaitu kejawen. Bermula dari satu budaya dan ditambah dengan budaya-budaya dan juga tradisi tertentu munculah rangkuman bedasarkan kesepakatan-kesepakatan sekelompok masyarakat sehingga menjadikan sekumpulan budaya dan tradisi dalam masyarakat jawa itu menjadi sebuah aliran kejawen. Masyarakat leluhur jawa ingin menanamkan nilai-nilai spiritual melalui budaya spiritual leluhur tersebut, Budaya jawa “netu” atau weton atau hari lahir, dalam hal ini hari lahir yaitu dalam masyarakat jawa ada dua macam hari yaitu hari-hari biasa seperti senin-minggu dan juga hari pasaran seperti pon-paing, orang jawa memadukan dua hari tersebut antara hari biasa yang berjumlah 7 hari dengan hari pasaran berjumlah 5 hari, dan jika diruntutkan menjadi sejumlah 35 hari yang disebut selapan. Selapan ini dalam kasus kelahiran seorang bayi menjadi sebuah budaya atau tradisi yaitu selapanan, berulangnya hari dalam dua hitungan antara perhitungan hari masehi dan juga hari pasaran jawa, misalnya hari minggu wage dalam kurun waktu 35 hari akan kembali lagi terjadi hari minggu wage demikian seterusnya, dan ketika ada bayi lahir minggu wage masyarakat jawa mengadakan tradisi yang bernama selapanan dengan melakukan beberapa upacara seperti potong rambut maupun pemotongan kuku, disamping itu juga melakukan sebuah bancaan sebagai wujud rasa syukur orang tua dengan disertai beberapa doa dan harapan tentunya. Dalam budaya ini terus berlanjut dikemudian hari sampai ketemu hari lahir-hari lahir berikutnya, bahkan sampai anak menjadi dewasa tetap dilakukan bancaan tersebut walaupun hanya kecil adanya dan biasanya dinamakan sebagai “mong-mong” jika bertemu hari netunya. Hal ini menjadi sebuah budaya yang turun temurun dengan maksud dan tujuan agar sebagai rasa syukur, doa, harapan maupun pengingat daripada orang tua maupun anak itu sendiri. Hasil daripada budaya yang menjadi pengingat tersebut terjalinlah sebuah hubungan baik antara anak dengan orang tua, menjadikan seorang anak yang penurut dan selalu mau menghormati orang tua. Hasil yang terjadi adalah, bahwa dalam masyarakat jawa pantang sekali bahkan mungkin tidak ada anak yang berani atau durhaka kepada orang tua.

Contoh Budaya Spiritual leluhur Peninggalan masyarakat jawa

  • Keris merupakan salah satu benda peninggalan budaya spiritual leluhur masyarakat jawa, juga dimasyarakatan diluar jawa. Dalam sebuah keris tertanam berbagai filosofi yang Adi Luhung.

  • Budaya Bersih dusun, disuatu daerah tertentu masih diadakannya tradisi dan budaya bersih dusun dengan diperingati dan dilaksanankannya suatu upacara tertentu, juga salah satu contoh budaya spiritual leluhur.

  • Ruwatan merupakan satu kegiatan upaya untuk pembersihan diri juga salah satu warisan spiritual leluhur

  • dan masih banyak lagi warisan budaya spiritual lainnya yang ada dimasyarakat nusantara yang majemuk ini.

Namun hingga kini, perkembangan tekhnologi sudah banyak menggeser berbagai warisan budaya spiritual tersebut dan akhirnya menimbulkan banyak perubahan moral dan pekerti masyarakat sekarang maupun masyarakat mendatang, Untuk itu marilah kita tetap menjaga dan melestarikan berbagai Budaya Spiritual leluhur yang telah diwariskan kepada kita, sehingga kita dapat memperbaiki moral dan pekerti yang sudah bergeser.

budaya spiritual leluhur, warisan leluhur, ajaran budaya jawa, keris adiluhung, ajaran kejawen kuno, warisan adiluhung, keris pusaka jawa, ajaran spiritual leluhur, budaya spiritual

0 komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang Di Perguruan Tenaga Dalam. Situs resmi Suryanagapati.Com,

Tahta Mataram adalah Perguruan Beladiri Tenaga dalam dan Penyembuhan, Mempelajari Ilmu-ilmu Spiritual, Kebatinan warisan Leluhur secara Ilmiah Logika Seperti, Tenaga Dalam, Beladiri, Fisik, Ghaib, Kebatinan/Kebathinan, Spiritual, Hipnotis/Hipnotisme/Hipnotherapy, ilmu brajamusti, Pemagaran, penyembuhan, santet/tenung/teluh/Pelet dan cara penyembuhannya, Pengasihan, Aura, Ruwatan/Ruqyah, ilmu hantu, Pusaka/Azimat/Mustika/Benda mistik, Pengisian, Hakekat, Kesaktian, Kerasukan, Mantra, Ajian, dll.
Sebagai seorang Pendiri dan kini menjabat sebagai Ketua Umum, Ki Surya Nagapati juga siap melayani Konsultasi berbagai Masalah seputar spiritual Kehidupan serta masalah Karier, Asmara, Jabatan, Rumah tangga dll.

KI SURYA NAGAPATI © 2013. Template by: Ketua Umum